Senin, 10 Oktober 2011

OSPEK FAKULTAS MEMBAWA BERKAH

Sebelum menjalankan aktifitas layaknya mahasiswa lainnya, MABA (Mahasiswa Baru) harus melampaui agenda yang bertujuan untuk saling mengenal dan mudah beradaptasi di lingkungan baru mereka yaitu OSPEK. Di Universitas Islam Indonesia (UII), Ospek dibagi menjadi dua tahap yaitu ospek universitas/PESTA(Pesona Ta’aruf) dan ospek fakultas. Pada tanggal 10-11 September 2011, salah satu fakultas di UII yaitu Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) mengadakan ospek fakultas atau kerap disebut PEKTA (Pekan Ta’aruf). Begitu meriahnya agenda tersebut dihiasi atribut MABA-MIBA yang sangat sensasi dan penuh warna dengan para panitia yang begitu semangat menyambut adek tingkat di kampus baru yang sebagian besar mengorbankan waktu liburan lebaran 2 hari sebelum aktifitas belajar mengajar dimulai.

‘Ospek adalah suatu kegiatan dengan tindak kekerasan / aksi balas dendam, benarkah??wah,hari gini bukan jamannya lagi. Menurut saya, OSPEK adalah area silaturrahmi dan mengakrabkan sesama mahasiswa baru maupun lama dengan guru paling jitu yaitu pengalaman. Apabila semua rangkaian acara ini di lihat dari segi positifnya ataupun diambil hikmahnya, maka semua akan terasa tidak terbebani. Seperti halnya, MABA diteriakin atau dimarahin oleh kakak tingkatnya dengan intonasi suara yang tinggi, itu suatu pengalaman tuk menguatkan mental pada diri kita dan tidak mudah tersinggung serta mengambil sisi baiknya untuk kedepannya semisal ketika bekerja di suatu perusahaan dan dimarahin oleh direkturnya, mental untuk hal seperti itu sudah tidak di ragukan lagi. “Aku cinta FTSP!Aku cinta FTSP!Aku cinta FTSP!”, teriakan MABA-MIBA. Hal tersebut juga merupakan wujud usaha panitia untuk mempersatukan jiwa MABA dalam satu tujuan dengan landasan kekompakan yang terjalin ketika wajah-wajah baru beradaptasi. Awal yang bagus untuk menjalin kerjasama dalam hal positif di langkah selanjutnya.

Berkat Ospek fakultas, rekan-rekan jurusan Teknik lingkungan 2010 berlatih menjadi seorang teknisi yang bersosial dimana seusai menfasilitasi adek tingkat dengan atribut yang begitu variatif, kami melakukan aksi jalanan disepanjang area kampus Jalan Kaliurang KM 14,5 hingga KM 6 yaitu berbagi kesenangan dengan orang yang layak mendapatkannya dan mengisi bulan syawal lebih berwarna. Sesuap nasi yang diberikan untuk segenap satpam di kampus dan beberapa karyawan yang baru merenovasi beberapa gedung kampus, beliau-beliau juga termasuk pahlawan tanpa tanda jasa yang mengabdi bukan semata-mata hanya karna kebutuhan diri sendiri. Dilanjutkan bersilaturrahmi di suatu tempat rehabilitasi orang-orang cacat (YAKKUM) yang bertempat ± 1 kilometer dari kampus, senyuman hangat disambut oleh para pasien. Begitu terharu ketika saya dan rekan-rekan berinteraksi dengan mereka yang begitu sopan santun menyambut tamu yang tak dikenal sebelumnya. “Saya senang adek-adek bisa main kesini, kami berharap kehadiran adek-adek lagi di kemudian hari dan terimakasih sekali mahasiswa generasi muda seperti kalian mau mengunjungi tempat ini, sampaikan salam kepada rekan-rekan UII mohon maaf lahir batin”, ujar salah satu pengurus Yakkum. Aksi jalananpun masih berlanjut dengan sisa-sisa energi yang terkuras semalaman membuat atribut MABA. Terlihat kakek tua, para anak kecil di jalanan,dan segenap pengemis dengan botol bekas kosong, belum mendapatkan logam belas kasih untuk sesuap nasi dari para pengguna jalan dikarenakan jalanan masih sunyi karena masih memasuki 10 hari setelah lebaran. Ketika seorang bocah kecil yang di gandeng oleh ibunya untuk berdendang dengan serangkai tutup botol yang tersusun rapi kami wawancara, ‘adek sudah makan?adek sekolah tidak?kenapa adek ikut mengamen,Bu?’ tanya kami. Ibu itupun menjawab : “anak saya belum makan dari pagi tetapi anak saya masih sekolah, dia membantu ibu untuk mencari uang sebelum sekolahnya masuk”. Subhanallah, siapa yang ingin dilahirkan menjadi anak seorang pengemis?batin saya. Kamipun hanya bisa membantu semampunya dengan berpesan, ”adek sekolahnya yang rajin supaya pintar” dan sibocahpun tersenyum lebar.

Kami memang bukan ahli sosial, tetapi kami berusaha menjadi teknisi yang berjiwa sosial tinggi. Terlebih keterkaitannya dengan Teknik Lingkungan yang spesifikasinya mempelajari lingkungan sekitar, tidak hanya menganalisis dampak lingkungan di perusahaan-perusahaan, tanggap darurat bencana alam, mengolah air minum yang sehat dan baik di konsumsi, ataupun mendesain sampling pembuangan air limbah yang benar di suatu proyek tetapi untuk peduli dengan masyarakat di lingkungan kita itu juga merupakan suatu kewajiban. Dari ospek fakultas kali ini benar-benar membawa berkah untuk lebih bersyukur kepada Allah dan membangun jiwa tenggang rasa kepada sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar